A. Hukum Ohm
Pada rangkaian listrik terjadi kuat arus listrik. Kuat arus listrik adalah hasil pembagian tegangan oleh hambatan.
Pada hukum ohm berlaku:
a. Bunyinya:
“ Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung – ujung penghantar itu bila suhunya tetap.”
b. Semakin besar tegangan semakin kecil pula kuat arusnya
c. Semakin kecil tegangan semakin kecil pula kuat arusnya
d. Semakin besar penghantarnya semakin kecil kuat arusnya
e. Semakin kecil penghantar semakin besar kuat arusnya
f. Penghantar pada rangkaian listrik disebut hambatan
g. Rumus hukum ohm: I = 𝑉/𝑅
V=I.R
R=V/R
Artinya hambatan sebagai hasil bagi.
Dimana: I = kuat arus listrik (A)
V = beda potensial (volt)
R = hambatan (ohm/𝛺)
1. Arus
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.
I = Q/T
Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
Satuan SI untuk arus listrik adalah ampere (A).
2. Hambatan
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I
atau
di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).
3. Tegangan
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Cara menentukan Nilai Resistor
anda bisa menggunakan software ResistrorCC atau bisa download disini
perhatikan gambar dibawah ini,….

Dan Simbol Resistor dalam dunia electronika arus lemah adalah seperti gambar berikut:
Kita bisa menentukan nilai berapakah resistansi padaResistor tersebut dengan mengetahui warna gelang yang ada pada body komponen tersebut.
sebagai acuan kita bisa lihat penjelasan seperti gambar berikut ini
Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai tahanan / hambatan dalam menahan arus masuk. Pada resistor terdapat gelang warna yaitu gelang pertama tidak boleh langsung berwarna hitam serta pada gelang ketiga berwarna emas, perak, tanpa warna ( emas x 1/10 dan perak x 1/100 ). dan resistor memiliki beberapa Ukuran atau jenisnya,..dalam hal ukuran mulai dari 1/2 , 1/4, 1/8, 2, 3, dan emapat serta jenisnya berdasarkan jumplah gelang atau pita yang melingkar, ada yang 4 gelang, 5 gelang. Gelang terakhir sebagai toleransi penghitungan,……serta memiliki satuan seperti, OHM, KILO, MEGA,
perhatikan gambar dibawah ini,….
Satuan Simbol
Resistor.Jenis Ukuran Resistor

Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian.
Sesuai dengan nama dan kegunaanya maka resistor mempunyai
sifat resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari bahan karbon.Dari hukum
Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus
yang melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor
dinyatakan dalam satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Untuk menggambarkanya dalam suatu rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena
huruf ini merupakan standart internasional yang sudah disepakati bersama untuk
melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah rangkaian.
Fungsi atau kegunaan
resistor dalam rangkaian
- Sebagai pembagi arus
- Sebagai pembagi tegangan
- Sebagai penurun tegangan
- Sebagai penghambat arus listrik, dan lain-lain
1.
Macam-macam resistor
Berdasarkan jenis bahan yang digunakan untuk membuatnya, resistor dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain resistor kawat, resistor arang, resistor oksida logam, resistor film, resistor karbon, dan banyak lagi jenis lainya. Namun dalam praktek perdagangan di pasaran, resistor hanya di bedakan menjadi resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor)
1.1. Resistor tetap (Fixed resistor)
Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat
dirubah-rubah dan besarnya sudah ditentukan oleh pabrik yang membuatnya. Ciri
fisik untuk mengenali resistor jenis ini adalah bahan pembuat resistor berada
di tengah, dan pada kedua ujungnya terdapat conducting metal, kemasan
seperti inilah yang dinamakan dengan axial. Ukuran fisik resistor tetap
bermacam-macam yaitu tergantung besarnya daya yang dimilikinya. Misalnya
resistor tetap dengan daya 2 watt akan mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih
besar dari pada resistor yang mempunyai daya 1/4 watt.
Pada gambar disamping ditunjukan beberapa contok bentuk
fisik dari resistor tetap, dari yang paling kecil sampai yang paling besar
sesuai dengan daya yang di milikinya. Dengan perkembangan teknologi yang
semakin maju, maka diciptakan sebuah teknologi baru yang disebut dengan SMD (Surface
Mounted Device) yang membuat bentuk resistor tetap menjadi lebih kecil
sehingga dalam prakteknya kita dapat membangun sebuah sistem yang mempunya
ukuran sekecil mungkin.
Gambar di samping adalah merupakan bentuk fisik dari SMD
resistor, bentuknya kotak dan berukuran sangat kecil yang cara pemasangannya
adalah dengan menempel pada papan pcb. Resistor jenis ini juga memiliki nilai
resistansi yang dituliskan pada body dengan menggunakan angka-angka seperti
yang terlihat pada gambar.
Selain kemasan axial, terdapat pula kemasan lain yang
disebut dengan (Single-In-Line) SIP resistor. Dimana didalam satu
kemasan ini terdapat beberapa resistor yang disusun secara paralel dan
mempunyai 1 pusat yang disebut dengan common. Cara pemasangannya
biasanya berdiri sesuai dengan kaki-kaki yang ada, maka dengan resistor ini
juga bisa menghemat ruang dalam penempatan pada papan pcb. Gambar di samping
ini adalah bentuk fisik dari SIP Resistor yang memiliki 9 pin dan 5 pin. Namun
di pasaran akan sangat banyak ditemukan SIP Resistor dengan jumlah pin yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhanya.
- Precision Wirewound Resistor

Merupakan
tipe resistor yang mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi yaitu sampai
0,005% dan TCR (Temperature Coeffisient of Resistance) sangat rendah.
Sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai aplikasi DC yang membutuhkan
tingkat keakuratan sangat tinggi. Namun jangan menggunakan tipe ini untuk
aplikasi rf (radio frequency) karena resistor jenis ini mempunyai Q resonant
frequency yang rendah. Contoh aplikasi yang menggunakan resistor ini adalah
DC Measuring equipment dan Reference Resistor untuk Voltage
Regulators dan Decoding Network.
- NIST Standard Resistor
NIST
(Nasional Institute Standard of Technology) merupakan tipe resistor dengan
keakuratan paling tinggi yaitu 0,001%, TCR yang rendah dan sangat stabil
dibandingkan dengan Precision Wirewound Resistor. Komponen ini biasanya
digunakan sebagai setandar didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur
resistive.
- Power Wirewound Resistor
Biasanya resistor ini digunakan untuk aplikasi yang
membutuhkan daya yang sangat besar. Resistor jenis ini dapat mengatasi daya
yang sangat besar dibandingkan jenis lain. Karena panas yang ditimbulkan cuup
besar, biasanya resistor ini dilapisi dengan bahan seperti ceramic tube, ceramic
rods, anodized aluminium, fiberglass mandels, dll.
- Fuse Resistor
Resistor
jenis ini selain berfungsi sebagai penghambat arus juga sebagai sekering.
Resistor jenis ini didesain sedemikian rupa sehingga bila ada arus yang sangat
besar melaluinya, maka hambatanya menjadi tak terhingga.
- Carbon Composition

Resistor
jenis ini merupakan resistor yang paling banyak di jumpai dipasaran, dan sangat
mudah untuk mendapatkannya. Resistor ini mempunyai koefisien temperatur dengan
batas 1000 ppm / derajat celcius. Selain itu resistor ini juga memiliki
koefisien tegangan, dimana nilai hambatannya akan berubah ketika diberi
tegangan. Semakin besar tegangan yang melewatinya maka akan semakin besar pula
perubahannya. Voltage Rating dari resistor karbon ditentukan berdasarkan
fisik, nilai, dan dayanya. Dan dalam pemasangan resistor ini harus hati-hati
karena bisa salah dapat menimbulkan noise dimana noise ini
tergantung pada nilai dan besar ukuranya.
- Carbon
Film Resistor
Resistor jenis ini mempunyai karakteristik yang hampir saman
dengan resistor carbon composition, tetapi noise, koefisien tegangan,
koefisien temperatur nilainya lebih rendah. Carbon Film Resistor dibuat
dengan memotong batangan keramik yang panjang kemudian dicampur dengan material
karbon. Frekuensi respon resistor ini jauh lebih bagus di bandingkan dengan wirewound
dan jauh lebih bagus lagi dengan carbon composition. Diman wirewound
akan menjadi suatu induktansi ketika frekuensinya rendah dan akan menjadi
kapasitansi apabila frekuensinya tinggi. Dan untuk carbon composition
hanya menjadi kapasitansi apabila dilalui oleh frekuensi tinggi dan rendah.


- Metal Film Resistor
Metal film resistor merupakan pilihan terbaik dari jenis carbon
composition dan carbon film. Karena resistor ini lebih akurat dan
tidak mempunyai koefisien tegangan, noise, dan koefisien temperatur yang lebih
rendah. Tetapi resistor ini tidak sebagus jenis precision wirewound.
Bahan dasar pembuat resistor ini adalah metal dan keramik, bahan ini mirip
dengan bahan untuk membuat carbon film resistor.


- Foil Resistor
Resistor
ini mempunyai karakteristik yang sama dengan resistor film. Kelebihan utamanya
adalah pada tingkat kestabilan yang tinggi, TCR paling kecil, dan frekuensi
respon yang tinggi. Selain kelebihan terdapat pula kelemahan yaitu nilai
resistansi maksimum dari resistor ini lebih kecil dari pada resistor film.
Resistor ini biasanya dipakai dalam strain gauge, dimana nilai strain
dapat diukur berdasarkan perbahan resistansinya.
- Power Film Resistor
Material
yang digunakan untuk membuat resistor ini sama dengan jenis metal film
dan carbon film. Namun dengan karakteristik daya yang tinggi. Power
film resistor mempunyai nilai yang lebih tinggi dan frekuensi respon yang
lebih baik dibandingkan power wirewound resistor, dan biasanya resistor
ini mempunyai nilai toleransi yang cukup besar.
1.2 Resistor tidak tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang dapat
diubah2 sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Perubahannya dapat dilkaukan
dengan cara memutar atau menggeser pengaturnya yang memang sudah disediakan,
namun ada pula nilai perubahan resistansinya akan dipengaruhi oleh keadaan
disekitarnya misalnya suhu, cahanya, suara, dll, sehingga dapat dijadikan
sebagai sakelar otomatis.
1.2.1 Jenis-jenis resistor tidak tetap
Potensiometer
Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai
resistansinya dapat disetel sesuai dengan keinginan dengan cara memutar tungkai
pengaturnya. Nilai resistansinya sendiri tertera pada bodi yang dituliskan
dalam bentuk angka, sehingga akan memudahkan untuk mengetahui berapa besar
nilainya tersebut. Penggunaan potensiometer biasanya adalah untuk pengaturan
suara (tone control) Bass, Treable, Volume, dan lain-lain.
beberapa jenis potensiometer :
Potensiometer liniar
Potensiometer
linier mempunyap unsur resistif dengan penampang konstan, menghasilkan peranti
dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu terminal proporsional dengan
jarak antara keduanya.. Potensiometer linier digunakan jika relasi proporsional
diinginkan antara putaran sumbu dengan rasio pembagian dari potensiometer,
misalnya pengendali yang digunakan untuk menyetel titik pusat layar osiloskop.
Potensiometer
logaritmik
Potensiometer logaritmik mempunyai
unsur resistif yang semakin menyempit atau dibuat dari bahan yang memiliki
resistivitas bervariasi. Ini memberikan peranti yang resistansinya merupakan
fungsi logaritmik terhadap sudut poros potensiometer. Sebagian besar
potensiometer log (terutama yang murah) sebenarnya tidak benar-benar
logaritmik, tetapi menggunakan dua jalur resistif linier untuk meniru hukum
logaritma. Potensiometer log juga dapat dibuat dengan menggunakan potensiometer
linier dan resistor eksternal. Potensiometer yang benar-benar logaritmik
relatif sangat mahal. Potensiometer logaritmik sering digunakan pada peranti
audio, terutama sebagai pengendali volume.
Rheostat
Cara
paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah dengan
menggunakan resistor tidak tetap atau rheostat. Sebuah rheostat adalah
resistor tidak tetap dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus
dan tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif
yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada
bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.
Potensiometer tiga terminal dapat digunakan sebagai resistor tidak tetap dua
terminal dengan tidak menggunakan terminal ketiga. Seringkali terminal ketiga
yang tidak digunakan disambungkan dengan terminal penyapu untuk mengurangi
fluktuasi resistansi yang disebabkan oleh kotoran.
Potensiometer
digital
Potensiometer digital
adalah sebuah komponen elektronik yang meniru fungsi dari potensiometer analog
untuk diterapkan pada isyarat digital.
Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari tripotensiometer, bentuk
fisiknya kecil dan memiliki nilai tahanan yang dapat di rubah-rubah namun
dengan menggunakan alat bantu berupa obeng kecil, karena untuk merubah nilai
resistansinya tidak bisa menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan
resistansinya adalah menggunakan bahan karbon atau arang.
1,3 Resistor Berubah OtomatisNTC dan PTC
NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coeficient. Sifat komponen ini resistif dimana nilai resistansinya akan menurun apabila temperatur disekelilingnya naik. Sedangkan PTC adalah singkatan dari Positive Temperature Coeficient, yang nilai resistansinya akan bertambah besar apabila termperatur disekelilingnya turun.. Komponen NTC dan PTC biasanya digunakan sebagai sensor dalam peralatan pengukur panas atau disebut juga termistor. Selain itu juga bisa digunakan sebagai sakelar otomatis yang cara kerjanya akan ditentukan oleh suhu disekitarnya.
LDR
LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor,
yaitu sebuah resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan
cahaya yang diterimanya. Biasanya LDR digunakan untuk rangkain-rangkaian
sakelar otomatis tertentu seperti lampu taman, lampu jalan, dll, dimana LDR
akan bekerja secra otomatis sesuai dengan tingkat cahaya yang ada didepannya.
VDR
VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah
resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan
yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima,
maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan
semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok
digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.


Pengertian dan Macam-Macam Kapasitor
Artikel Pengertian dan Macam-Macam Kapasitor kali ini saya posting artikel yang ringan dan hal yang dasar dalam dunia elektronika. Kapasitor, apasih kapasitor itu?
Kapasitor adalah sebuah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur dari sebuah kapasitor
itu sendiri, terdiri dari dua buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
benda dielektrik. Benda/bahan dielektrik adalah sebuah bahan isolator
yang diselipkan antara keping kapasitor. Bahan dielektrik yang umum digunakan adalah udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain.
Pengertian dan Macam-Macam Kapasitor
Kapasitansi (kapasitas ) kapasitor merupakan kemampuan dari sebuah kapasitor untuk dapat menyimpan muatan elektron untuk level tegangan tertentu.
Macam-macam kapasitor :
1. Kapasitor elektrolit atau electrolytic condenser ( sering di panggil ELCO )
adalah sebuah kapasitor
yang umum nya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki, berpolaritas
positif (biasa nya kaki yang panjang) dan berpolaritas negatif (kaki
pendek). terdiri dari dua lembar kertas alumunium sebagai konduktor dan
alumunium oksida sebagai dielektrik. Untuk membaca nilai kapasitansi
dari sebuah kapasitor elektrolit (kapasitor polar) dengan melihat saja nilai yang tertera pada badan kapasitor,
misal : 100uF 16 V, 16 V dimaksut adalah besar voltage yang bisa ditampung sekitar 16 V atau kurang dari 16 V tersebut.
2. Kapasitor konstan (tetap) non polar.
Kapasitor yang nilainya konstan tidak berubah-ubah, terdapat tiga macam :
Kapasitor keramik , Kapasitor polyester, kapasitor kertas.
3. Kapasitor variabel, jenis kapasitor yang kapasitasnya dapat diubah-ubah. Kapasitor ini dapat berubah kapasitas nya degnan memutar poros nya dengan obeng.
Berikut gambar macam-macam kapasitor :



Tidak ada komentar:
Posting Komentar